Hidupku Nyata...
Lucu banget ketika melihat seseorang pertama kali
menggunakan gadget. Seolah, dunia memang untuk dirinya dan hanya ada dirinya
saja. Well, kesian bener gitu kalo ada orang yang ngajak ngobrol, tp yang
diajak ngobrol sambil pegang gadgetnya.. Gimana coba rasanya…?? Kuesel, anyel,
gak nyaman, dan beragam perasaan yang gak enak lainnya. Tapi, memang ada
beberapa orang yang memang tidak mempedulikan “rasa” orang lain. Orang-orang
ini kalau dipetakan dari mesin kecerdasan #STIFIn termasuk kategori orang #Thinking.
Tipikal orang-orang yang demikian memang cenderung kurang bisa merasakan “perasaan”
orang lain. Sehingga seringnya disebut sebagai “Raja Tega”.
Tapi saya tidak ingin hanya membicarakan tentang tipe orang
ini saja. Bahkan tipe-tipe lain pun ketika memegang gadget baru, maka ia akan
lebih asyik untuk berinteraksi di dunia maya daripada hidup di dunia nyata. Ada
lagi pembenaran, “Saya bisnisnya online, wajar dong kalau saya selalu pegang
gadget”.. Boleh kok mas/mba, bisnis online, tapi kalau ada yang ngajakin
ngobrol gitu mbok yao tuh gadget disimpen dulu, atau minta maaf gitu kalau mau
balesin BBM/DM atau ada telpon, jadi yang ngajak ngobrol di dunia nyata gak
dikacangin.
Ada lagi tipe orang yang sangat hiperaktif dan sangat
mempesona ketika di dunia maya, ehhh, ketika ketemu di dunia nyata, jauuuuhhh
banget…. Hohoho.. (Semoga saya termasuk orang yang seimbang… amiin..).
Sepertinya akan muncul gangguan abnormalitas baru, lir-skizofrenia gadgetania….
Kira-kira bisa diterima oleh perumus DSM kagak yo… hihihihi
Ahh, penyakit perilaku dengan gadget nampaknya tidak hanya
ke orang dewasa saja. Anak- anak yang lahir di era 2000an kini sudah mulai
terjangkiti virus ini juga. Ampun deh, anak kecil umur 9 tahun, kalo diajak
ngobrol, matanya menuju ke tabletnya, tapi mulutnya juga ikut ndremimil… Aduh nak,
tatap mata saya.. tatap….
Nampaknya, kita semua perlu waspada, dan bisa ngerti situasi
dan kondisi. Jika memang diharuskan kita pegang gadget, dan saat itu ada orang
lain yang sedang bersama kita, maka seyogyanya kita minta maaf padanya bahwa
kita sedang membalasi pesan/mengangkat telpon. Atau bisa jadi kita simpan
sejenak gadget kita, dan menikmati dunia nyata yang sebenar-benarnya. Baca artikel ini pun saya harap anda sedang
sendirian dan sedang tidak bersama oranglain. Gadget bisa kita posisikan
sebagai teman saat kita tidak ada teman di dunia “nyata”.
Hidupku di dunia nyata, bagaimana dengan hidupmu??
Keep Processing :D
@aclimber
Note: Karena ini juga, saya akhirnya memutuskan untuk
mengganti gadget saya dengan perangkat yang lebih sederhana, saya ingin menikmati
kehidupan nyata yang sebenar-benarnya.. Thanks untuk @Torianu yang sudah mau
menampung gadget saya.. :D
0 komentar:
Posting Komentar